Anger and Stress, A contemplation Part 1

Why am i Angry?

Why did i become stress?

Dua hal ini sebenarnya adalah sifat alami seorang manusia, respon yang ditangkap atas sebuah kejadian yang menimpanya. Tapi ia juga bisa membinasakan tuannya, pemilik ruh sekaligus tubuhnya. Bagaimana kita menghadapinya?

Sebelum masuk lebih jauh pada pembahasan stres dan marah itu sendiri, mari kita dengarkan sekali lagi penjelasan Yasmin Mogahed di bawah ini :

Bagaimana kita mampu memiliki sebuah ‘shelter’ dalam kehidupan yang penuh badai ujian ini?

Ada orang orang yang mampu memilikinya, tapi juga ada yang tidak mampu. Apakah sebenarnya shelter itu?

Jawabannya adalah “HEALTHY HEART”

Bagaimana kita membangun shelter ini? There are 3 prescription from Allah,

  • First, 5 times daily prayer

Shalat bagaikan oksigen bagi hati. Jika tidak shalat maka hati pun mati. Ia butuh oksigen setiap harinya.

Ya, shalat.

Pastinya dengan kekhusyukan, kemarin sempat mendengar kajian soal shalat khusyu’. Lebih pentingnya adalah persiapan sebelum shalat itu sendiri, bagaimana ketika kita tidak diburu-buru, bagaimana kita bisa meninggalkan dunia, bagaimana tidak ada urusan dunia yang masih nyangkut di hati, bahkan sampai urusan kamar mandi. Dan yang paling penting dalam poin shalat adalah bagaimana kondisi setelah salat itu sendiri. Apakah shalat itu memengaruhi kita? Kondisi keimanan kita? Jika kelihatannya sudah khusyu, sudah tumaninah, tapi akhlak dan iman kita belum tercermin, maka bertanyalah pada hati, apakah shalat sudah benar-benar ditujukan ke Allah atau hanya ingin terlihat khusyu atau belum sepenuhnya minta tolong sama Allah?

  • Quran

Quran, ini hal yang sangat penting karena ia adalah pedoman hidup kita. Segala obat bagi penyakit hati ada di dalam Quran.

Sama juga, Quran dijalankan dengan khusyu’, selalu minta pertolongan Allah untuk memasukkan Quran ke dalam hati kita dan tercermin dalam amal. Pernahkah ketika kita merasa sudah baca Quran banyak, murajaah banyak tapi hati amburadul, marah, atau sedih berlebihan atau sebaliknya, lupa sama Allah karena berbuat hal yang sia-sia sekalipun itu menyenangkan, seperti nonton film berjam-jam atau mendengarkan musik atau menggosipi orang mungkin. Astagfirullah, A’udzubillah :”(((((

  • Adhkar

Dzikr bagaikan makanan dan minuman bagi hati. Ketika hati tidak cukup atau sama sekali tidak mendapat nutrisi bagi tubuh, ia akan sakit lama kelamaan.

Dalam dzikr ini diperlukan khusyu’ tingkat tinggi juga, sama dengan shalat. Karena rentan ditunggangi syaithan dengan berbagai aktivitas atau pikiran-pikiran lain. Fokus dzikir hanya kepada Allah dengan posisi yang mendukung, bukan seperti orang bermalas-malasan. Sadar penuh terhadap apa yang ia ucapkan pada lisannya.

Ketiga hal tersebut jika insya Allah kita rutin melakukannya, akan Allah kasih ‘shelter’ untuk kita, insya ALLAH jika diiringi doa untuk terus istiqomah, hanya untuk Allah. Bukan untuk dilihat oleh manusia.

Baiklah, kita maju ke part 2 ya.. biar ga capek 🙂

 

0bfad547cdd62dc7a24018cbee2ae5ea

Tinggalkan komentar