Celoteh Kepada Malam

6847441-night-sky-wallpaper
Angin malam lebih dingin dari biasanya,

Tubuhku sudah lunglai karena keletihan,

Hai malam… apakah kamu pernah letih juga?
Malam, aku lupa bahwa kamu bukan manusia. Manusia itu dicipta Allah untuk melakukan kebaikan, kan? Tapi nampaknya dunia terlalu menyilaukan bagi kami manusia. Terkadang aku merasa dunia sedang mengejar-ngejar diriku dan aku jadi lupa dibuatnya. Dunia ini memang dirancang Allah sebagai arena ujian bagi manusia untuk tahu siapa yang paling baik amalannya. Tapi apalah dayaku, manusia yang lemah, pelupa, dan bodoh ini sering tertipu. Hati kami jadi tidak khusyuk karena terlalu banyak berangan-angan dan berkhayal, lupa bahwa suatu saat jasad dan ruh ini akan terpisah.

Malam, begitu berhargakah dunia sampai-sampai ia membuat kami jauh dengan Allah Ta’ala? Malam, para ulama dan alim berkata islam ini surut di muka bumi karena sibuk dengan dunia saja. Bagaimana dengan kami disini, malam? Ketika hedonisme yang materialis selalu menjadi tolak ukur kesuksesan di atas segalanya. Ketika hiburan dijadikan segalanya diatas ilmu? Ketika muslimnya menjalankan agama setengah-setengah seperti aku ini, malam. Bagaimana islam akan bangkit jika kezuhudan bukan jadi kebiasaan dan gaya hidup layaknya Rasul mengajarkan pada para sahabat? Aku percaya, malam, islam tak akan bisa bangkit jika kami terus menerus bermegah-megahan, mengeluh jika mendapat musibah. Bagiamana kami akan kuat, malam? Sementara hubungan kami dengan Allah hanya setengah-setengah… misi menggenggam dunia atas nama islam pun jauh dari impian.

Dunia ini memang amanah yang berat, malam. Aku baru menyadarinya. Di satu sisi kami ingin menggenggam dunia ini dengan islam namun di satu sisi dunia ini terlalu menyilaukan. Allah, tolonglah kami yang lemah. Ya Allah, izinkan dan kuatkan kami.. karena dunia ini berat sekali dan manusia memang zalim dan bodoh seperti yang Engkau cantumkan pada kalam-Mu.